Minggu, 24 April 2016

laporan kuliah lapangan di BPTU-HPT Padang Mangatas

BALAI PEMBIBITAN TERNAK UNGGUL DAN HIJAUAN PAKAN TERNAK
PADANG MANGATAS


Disusun Oleh:
SUNDANRI SINAMBELA
NPM: E1C012013

JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2015










LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG

DI BALAI PEMBIBITAN TERNAK UNGGUL HIJAUAN PAKAN TERNAK
PADANG MENGATAS
PROVINSI SUMATERA BARAT

OLEH:
SUNDANRI SINAMBELA
NPM : E1C012060

Laporan ini dibuat sebagai syarat lulus Mata Kuliah Kerja Lapang
di Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu

Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing dan Koordinator Mata Kuliah Kerja Lapang
Mengetahui
Koordinator Mata Kuliah                                                  Dosen Pembimbing KL


Heri Dwi Putranto, S.Pt., M.Sc. Ph.D                               Ir.Desia kaharudin.M.p
NIP. 19740905 200003 1 001                                               NIP. 19600617 198603 2 002

KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang maha kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah–Nya karena penulis telah selesai mengikuti Kuliah Lapang (KL) di Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTU HPT) Padang Mangatas, Kec.Luhak, Kab.Lima Puluh Kota, Propinsi Sumatra Barat dan telah selesai menyusun laporan KL tepat waktu.
Ucapan terimakasih penulis ucapkan kepada seluruh dosen jurusan peternakan UNIB yang telah memberi dukungan dan semangat khususnya kepada ibu Ir.Desia kaharudin.M.p dan Heri Dwi Putranto, S.Pt., M.Sc., Ph.D., selaku dosen pembimbing dan koordinator KL. Tak lupa pula kepada penulis mengucapkan terimakasih kepada Ir.Sugiono selaku kepala BPTU HPT Padang Mangatas, serta kepada staf dan karyawan yang telah mengizinkan penulis menimba ilmu dan mendapat pengalaman baru selama KL.
Tak lupa juga penulis mengucapkan Terimakasih untuk sahabat-sahabat seperjuangan saya swaktu melakukan KL dari UNIB, UNAND, UINSUSKA RIAU, UGM, dan adik-adik SMK Peternakan Solok, yang telah bersedia berbagi pengalaman baik  dalam dunia peternakan,Canda-Tawa,serta jalinan Persahabatan/kekeluargaan yang tak terlupakan dan selamanya akan dikenang.
Laporan ini disusun sebagai syarat lulus Mata Kuliah Kerja Lapang jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk memperbaiki laporan ini. Semoga Bermanfaat.


                                                                                                Bengkulu, Febuari 2015

                                                                                                                        Penulis




DAFTAR ISI
LAPORAN PENEGESAHAN……………………..……………………………………………...i
KATA PENGANTAR………..………………………………………………………………...…ii 
DAFTAR ISI ………………………...…………………………...………………...……………iii


BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang

Kebutuhan protein hewani yang berupa daging, telur dan susu  terus mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan oleh pertambahan populasi manusia yang juga disertai peningkatan pola pikirnya. Hal ini merupakan  tuntutan dan juga sekaligus tantangan bagi dunia peternakan untuk mampu menyediakan kebutuhan ini. Selain tantangan dan juga tuntutan, hal ini merupakan peluang yang sangat menjanjikan bagi dunia peternakan. Pengembangan skala usaha  peternakan yang secara intensif maupun  ekstensif sangat berpengaruh terhadap peningkatan produksi peternakan.
Upaya yang ditempuh oleh jurusan peternakan  untuk melahirkan lulusan-lulusan sarjana terampil dan pengalaman kerja di lapangan, program praktek kerja di lapangan  dimuat dalam mata kuliah wajib Kerja Lapang (KL). Kuliah lapang merupakan suatu kegiatan penerapan ilmu yang diperoleh mahasiswa dibangku perkuliahan pada suatu lapangan pekerjaan untuk melatih mahasiswa agar mengenal situasi dunia kerja sekaligus untuk meningkatkan kualitas mahasiswa itu sendiri. Melalui praktek kerja lapangan yang dilakukan mahasiswa dapat diperoleh pengalaman praktis di dunia kerja, serta dapat melakukan pengkajian terhadap penerapan keilmuan dan teori yang diperoleh mahasiswa selama proses pembelajaran di perguruan tinggi.
Upaya pengembangan bibit sapi potong di Indonesia merupakan langkah strategis dalam penyediaan bibit sapi skala nasional di masa mendatang dalam rangka menghadapi era perdagangan bebas dan mengurangi ketergantungan impor. Pembibitan sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha penggemukan sapi potong di Indonesia, selain itu sapi impor asal Australia juga merupakan sumber sapi bakalan yang makin penting bagi usaha penggemukan, walaupun perannya masih relatif kecil (Hadi dan Ilham, 2002).
BPTU HPT Padang Mengatas merupakan salah satu balai yang menaungi pembibitan ternak unggul, yang salah-satu fungsinya yaitu Pelaksanaan pemeliharaan, perkawinan, pencatatan, pembibitan serta pelayanan teknik produksi sapi potong unggul. Oleh karena itu di BPTU HPT Padang Mangatas inilah tempat yang dipilih sebagai tempat untuk kerja lapang sebagai tempat menimba ilmu secara langsung dilapangan.

1.2.Tujuan.

Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut :
1.      Memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan pihak lain terkait dengan usaha peternakan
2.      Memberikan kesempatan kepada mahasiswa berpartisipasi dengan usaha peternakan
3.      untuk menambah wawasan dan ilmu serta mendapat pengalaman di bidang peternakan dengan cara praktek langsung dilapangan, agar tercipta calon - calon sarjana peternakan yang siap langsung terjun ke masyarakat
  1. Agar mahasiswa mengetahui masalah yang sering terjadi di lapangan serta dapat memecahkan masalah yang sering terjadi dilapangan.


1.3.Hasil yang diharapkan

Dari kuliah lapang yang telah dilaksanakan maka hasil yang diharapkan yaitu:
1.      Mahasiswa memiliki kemampuan yang nyata dalam usaha peternakan
2.      Mahasiswa mampu membaca peluang usaha peternakan dan dapat menganalisa berbagai permasalahan yang ada.
3.      Kemapuan berkomunikasi mahasiswa meningkat melalui praktik langsung yang berhubungan dengan pihak pengelola usaha peternakan.
4.      Mahasiswa mendapat pengalaman dan Ilmu di Lapangan serta dapat mengaplikasikan ilmu tersebut,.



BAB II

TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Sejarah Singkat BPTU HPT Padang Mangatas

BPTU dan HPT Padang Mengatas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan yang berperan dalam menghasilkan bibit ternak sapi potong unggul serta hijauan pakan ternak, yang berlokasi di Padang Mengatas, kecamatan Luhak Kabupaten Lima Puluh Kota, propinsi Sumatera Barat. Berjarak ± 12 Km dari kota Payakumbuh dan ± 136 Km dari Kota Padang.
BPTU dan HPT Padang Mengatas memiliki luas areal 280 ha, yang terdiri dari 268 ha kebun rumput dan pastura,  12 ha untuk kandang, kantor, perumahan dan jalan. Keadaan tempat/topografi bergelombang dan berbukit landai dengan ketinggian 700 –900 m dari permukaan laut. BPTU Sapi Potong Padang Mengatas beriklim tropis dan temperatur mencapai 18º–28 ºC (rata-rata 23 ºC), kelembaban 70% serta curah hujan 1800 mm/tahun
BPTU Padang Mengatas pertama kali didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda (1916), ternak yang dikembangkan adalah kuda dan pada tahun 1935 didatangkan sapi Zebu dari Benggala India untuk dikembang biakan. Pada zaman Revolusi Kemerdekaan (1945 –1949) kegiatannya terhenti, Pada tahun 1951 – 1953 dijadikan sebagai Stasiun Peternakan Pemerintah dan di beri nama Induk Taman Ternak (ITT) Padang Mangatas. Pada tahun 1955 ITT Padang Mengatas merupakan stasiun peternakan yang terbesar di Asia Tenggara, dimana ternak yang dipelihara adalah ternak kuda, sapi, kambing dan ayam.
Berdasarkan keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia No.292/Kpts/OT.210/4/2002 tanggal 16 April 2002 berubah nama menjadi Balai Pembibitan Ternak Unggul (BPTU) Sapi Potong Padang Mengatas dengan wilayah kerja meliputi seluruh propinsi di Indonesia.
Hingga pada tahun 2013 keluarlah keputusan baru bahwa Balai ini berubah fungsi sekaligus nama menjadi BPTU dan HPT atau Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak Padang Mangatas.



2.2 Struktur organisasi

            Struktur organisasi merupakan alat untuk membantu manajemen dalam mencapai tujuannya. Struktur organisasi dapat memiliki pengaruh yang besar pada anggotanya. Pengaruh struktur organisasi terhadap kepuasan dan kinerja karyawan mengarah pada suatu kesimpulan yang sangat jelas. Struktur organisasi menjelaskan bagaimana tugas kerja akan dibagi, dikelompokkan dan dikoordinasikan secara formal.
            Keberhasilan suatu Balai tidak terlepas dari suatu perencanaan yang terorganisasi. Maka untuk menunjang suatu kegiatan operasional perusahaan sangat dibutuhkan struktur organisasi. Fungsi dari struktur organisasi adalah untuk menentukan seorang tenaga kerja yang bertanggung jawab terhadap pekerjaan dan kepada siapa ia harus melaporkan hasil kegiatannya. Hal ini sangat diperlukan agar setiap tenaga mengetahui hak dan kewajibannya.
Bagan Struktur organisasi di BPTU HPT Padang Mangatas sbb:



2.3.Plot/Padang Pengembalaan/pastura

Plot yang ada di BPTU padang mengatas terbagi menjadi dua wilayah yaitu wilayah barat dan wilayah timur, utnuk wilayah barat terdapat 1-23 plot dan wilayah timur terdapat dari plot A-F

1.Plot Wilayah Barat

Plot
Luas Plot (Ha)
I
5.23
II
3.2
III
0.75
IV
2.5
Kebun Koleksi
0.5
VI
2.5
VII barat
2.41
VIII
5.09
IX
5.6
X
5.65
XI
8.7
XII A
6.7
XII B
8.9
XIII Barat
6.9
XIV Barat
6.09
XV Barat
6.9
XVI
10.5
XVII Barat
5.43
XVIII Barat
7.1
XIX A
6
XIX B
8.9
XX
5.45
XXI
3.1
XXII
6
XXIII
4.7
Restorasi
0.6

2.Plot Wilayah Timur

Plot
Luas (Ha)
A
2.9
B
5.6
C
4
VII Timur
4.66
XIII Timur
5.2
XIV Timur
6.7
XV Timur
8.91
XVII Timur
5.73
XVIII Timur
10.62
F A
15
F B
10

2.4.Tenaga Kerja

            Tenaga  Kerja  di  BPTU-HPT  Padang  Mengatas  diklasifikasikan  berdasarkan  Pendidikan  dan  Golongan.  Tenaga  Kerja  tersebut  sebagian  besar berasal dari daerah sekitar Padang Mengatas, sedangkan tenaga kerja  (karyawan)  yang  tempat  tinggalnya  jauh  dari  Balai disediakan  Kompleks  Perumahan Dinas untuk menunjang kinerja agar berjalan secara baik, teratur dan  optimal.  Tenaga  kerja  di  BPTU-HPT  Padang  Mengatas  seperti  pada  tabel berikut ini : 
  Tabel tenaga kerja menurut pendidikan
No
Pendidikan
Jumlah
1
S2
5 orang
2
Dokter hewan
4 orang
3
S1
15 orang
4
D4
3 orang
5
D3
6 orang
6
Sma
47 orang
7
Smp
2 orang
8
Sd
6 orang
                   Jumlah
88 orang

Untuk penjelasan tenaga kerja yang ada di BPTU pada saat ini secara keseluruhan berjumlah sebanyak 105 tenaga kerja dari semua bidang, teridiri dari 88 orang PNS dan 17 orang honorer.

2.5.Populasi ternak

Padang mengatas mengembangbiakkan tiga jenis sapi yang terdiri dari Sapi Limausine (Boss taurus), Sapi Simmental (Boss taurus) dan Sapi Pesisir (Boss indicus).Berdasarkan catatan penanggungjawab recording populasi ternak di BPTU-HPT Padang Mengatas bisa dilihat pada  tabel populasi di bawah ini yaitu :
Jenis Sapi
Dewasa

Dara

Anak

Jumlah

Jantan
Betina
Jantan
Betina
Jantan
Betina
Limausine
-
138
3
6
20
22
189
Simmental
3
327
37
66
79
99
611
Pesisir
10
94
-
-
10
21
135
Jumlah
13
559
40
72
109
142
935

*Data Per 1 Januari 2015 ( Data Bulan Desember 2014)

2.6. Bangsa Sapi

Sapi pada umumnya digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu sapi  lokal (Bos Sundaicus), sapi Zebu (Bos Indicus), dan sapi Eropa (Bos Taurus). Bangsa sapi berkembang sesuai dengan perkembangan pemasukkan ternak dan hasil persilangan yang dilakukan, tetapi pada dasar perkembangan masih tergantung dari ketiga bangsa sapi tersebut di atas.
Menurut Sudarmono dan Sugeng (2008), ciri-ciri bangsa sapi tropis yaitu memiliki gelambir, kepala panjang, dahi sempit, ujung telinga runcing, bahu pendek, garis punggung berbentuk cekung, kaki panjang, tubuh relative kecil, dengan bobot badan 250-650 kg, tahan terhadap suhu tinggi, tahan terhadap caplak. Sedangkan Sapi dari subtropis memiliki bentuk kepala pendek, ujung telinga tumpul, garis punggung lurus, kaki pendek, bulu panjang dan kasar, tidak tahan terhadap suhu tinggi, banyak minum dan kotorannya basah, cepat dewasa kelamin dan bentuk tubuh besar.
Untuk sapi lokal indonesia sendiri ada sapi bali, sapi grati, serta sapi pesisir. namun meskipun sapi itu disebut lokal, namun dipercaya masih ada keturunan lain (Anonim, 2014)

2.7. Pemeliharaan

Usaha penggemukan sapi akhir-akhir ini semakin berkembang, hal ini ditandai dengan semakiun banyaknya masyarakat maupun daerah yang mengusahakan penggemukan sapi. Dewasa ini usaha penggemukan sapi sudah menyebar ke beberapa daerah di luar Jawa, seperti Lampung Sulawesi dan Aceh. Penggemukan sapi dapat dilakukan secara perseorangan hingga skala usaha yang besar, namun ada pula yang mengembangkan usahanya dalam bentuk kelompok dalam kandang yang berkelompok pula (Siregar, 2006).
Sapi potong menjadi salah satu pilihan komoditas yang diyakini bisa menjadi sumber pendapatan keluarga. Proses pemeliharaan sapi potong cukup mudah dilakukan. Namun, juga banyak kendalanya. Kendala tersebut pemeliharaan yang dilakukan peternak. Beberapa peternak belum memiliki orientasi bahwa beternak sapi potong bisa menjadi sumber pendapatan utama. Sehingga pemeliharaannya tidak hanya dilakukan secara asal – asalan. Banyak harus diketahui peternak sebelum mengenal management pemeliharaan. Pemilihan bibit, pemberian pakan, dan pemasaran. Pemasalahan tersebut sering kali menjadi kendala para peternak.
Para peternak harus memperhatikan bibit yang akan dipelihara. Banyak macam untuk dapat memilih bibit sesuai dengan kebutuhannya. Pemilihan bibit harus memperhatikan beberapa hal antara lain :
1. .Kondisi sehat dan kuat
2. Badan lebar dan dalam
3. Pedagingannya padat dan bentuk badannya kompak
4. Temperamennya aktif, tetapi lembut
5. Kepala lebar, moncong tumpul.
            Kandang  merupakan salah satu unsur penting dalam suatu usaha peternakan, terutama dalam penggemukan ternak potong. Bangunan kandang yang baik harus bisa memberikan jaminan hidup yang sehat dan nyaman. Bangunan kandang diupayakan pertama-tama untuk melindungi sapi terhadap gangguan dari luar yang merugikan, baik dari sengatan matahari, kedinginan, kehujanan dan tiupan angin kencang. Selain itu, kandang juga harus bisa menunjang peternak dalam melakukan kegiatannya, baik dari segi ekonomi maupun segi kemudahan dalam pelayanan. Kandang berfungsi sebagai lokasi tempat pemberian pakan dan minum. Dengan adanya kandang, diharapkan sapi tidak berkeliaran di sembarang tempat, mudah dalam pemberian pakan dan kotorannya pun bisa dimanfaatkan seefisien mungkin (Anonimc, 2012
            Dalam pembangunan kandang atau perkandangan diperlukan perencanaan yang seksama. Perencanaan tersebut perlu dipertimbangkan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi dari sebuah bangunan perkandangan (Purbowati & Rianto, 2009) :
1.      Letak kandang terpisah dari rumah dengan jarak lebih dari 10 meter.
2.      Kandang harus berada di lokasi yang lebih tinggi dari tanah sekitarnya, untuk           menghindar genangan air pada saat musim penghujan.
3.      Dibelakang kandang dibuatkan lobang untuk menampung kotoran ternak.
4.      Ventilasi kandang cukup baik.
5.      Usahakan lokasi kandang dekat dengan sumber air.
6.      Bahan bangunan kandang terbuat dari kayu, bambu atau bahan lain yang kuat.
Ukuran kandang juga harus diperhatikan. Ini sangat berpengaruh untuk kenyaman dari sapi. Apabila sapi merasa nyaman maka sapi tidak mudah stress. Ukuran kandang yang ideal untuk setap ekor sapi adalah sebagai berikut sapi induk : 2x1,5m2 dan pejantan 2x 1,5m2/ekor.
Dalam pemeliharaan penggemukan sapi, pakan sangat berpengaruh. Komposisi dari pakan harus diperhatikan. Pemberian pakan yang sangat mungkin diberikan sehingga mendapatkan hasil yang maksimal adalah sebagai berikut :
1.Pakan hijauan,yaitu bahan yang banyak mengandung serat kasar dengan nilai cerna yang rendah dan cukup protein seperti rumput gajah, rumput raja, benggala, satria, dan lain – lain. Jenis legume seperti gamal, acasia vilosa, turi serta dari jenis daun-daunan dan jerami. Pakan hijauan diberikan 10% dari berat badan perhari. Hijauan yang diberikan merupakan campuran antara rumput dan kacang- kacangan dengan perbandingan 2/3 bagian rumput dengan 1/3 kacang-kacangan, diberikan 2-3 kali sehari.
2.Pakan Penguat ( Konsentrat). Pakan penguat adalah campuran bahan yang disusun sedemikian rupa.
Pemeliharaan sapi untuk ternak kerja, Pada pemeliharaan ini perlu diperhatikan adalah ternak sebaiknya tidak dikerjakan pada waktu tertentu sbb:
1.Satu bulan setelah dikawinkan
2.Dua bulan sebelum melahirkan
3.Satu bulan setelah melahirkan
4.Pengolahan reproduksi
Kawinkan sapi betina untuk pertama kalinya pada umur 15 – 20 bulan,sedangkan yang jantan pada umur 15-24 bulan. Bila sapi menunjukkan tanda-tanda birahi pagi hari,kawinkan 12-18 jam. Perkawinan dinyatakan berhasil bila sapi memeprlihatkan tanda-tanda yaitu:Tidak muncul birahi pada periode berikutnya, sapi kelihatan lebih tenang, nafsu makan dan minum bertambah, rongga perut bertambah besar. Kebuntingan sapi rata-rata berlangsung selama 283 hari
Dalam pemeliharaan ternak sapi harus juga menegetahui beberapa Penyakit yang sering menyerang ternak sapi yaitu:
1.Ngorok (SE)
Gejalah :Demam tinggi,badan lemah dan gemetar Banyak air liur Pembengkakan dileher , pundak kaki depan dan lidah Penyempitan saluran pernafasan sehingga sulit nafas.
Pencegahan : ternak diberi vaksin anti SE. Pengobatan L dengan menggunakan antibiotika dan sulfa
2.Radang Kuku (Foot Rot)
Gejala : 1.Pembengkakan pada kuku dan sekitarnya.Tumit,
               2.kuku mengelupas dan timbul bisul , ternak pincang dan bisa lumpuh
Pencegahan: Lantai harus kering, kuku dipotong ,dibersihkan dengan larutan Betadine dan dibalut, hal ini diulang setiap minggu.
3.Bioat (Tymphani,Kembung Perut)
Gejalah:Lambung bagian kiri membesar.Nafsu makan berkurang atau hilang sama sekali,sapi gelisah,sesak nafas,bila sudah dibaringkan susah berdiri.
Pencegahan:Jangan terlalu banyak memebrikan hijauan yang banyak mengandung air, (rumput muda yang banyak kena embun), diberi makan kasar dan jerami kering ( hay) untuk mengeluarkan gas diberikan minuman larutan gula merah dan air asam.(suara komunitas.com)

2.8. pakan

Sukses tidaknya industri peternakan di Indonesia, khususnya industri ternak ruminansia tergantung pada beberapa faktor. Salah satu faktor yang sangat penting adalah pengembangan tanaman untuk penyedian pakan utamanya yang berupa hijauan. Pakan utama ternak ruminansia adalah hijauan, hijauan memiliki kadar serat kasar yang tinggi. Komponen terbesar dari serat kasar adalah berupa dinding sel yang terdiri dari selulosa, hemiselulosa, dan lignin.
Pakan merupakan salah satu unsur penting yang menunjang kesehatan, pertumbuhan dan reproduksi ternak. Tujuan utama pemberian pakan adalah menjamin pertambahan bobot badan selama pertumbuhan serta menjamin produksi yang paling ekonomis. Salah satu tuntutan kebutuhan hidup sapi yang utama adalah kebutuhan pakan, disamping kebutuhan linkungan hidup dan sebagainya. Maksud pemberian pakan kepada ternak sapi adalah untuk perawatan tubuh atau kebutuhan pokok hidup dan keperluan berproduksi. Tujuan pemberian pakan ini dibagi menjadi dua golongan, yaitu makanan perawatan, untuk mempertahankan hidup dan kesehatan dan makanan produksi untuk pertumbuhan dan pertambahan berat. Jumlah pakan yang diperlukan hewan tergantung pada kondisi lingkungan, baik untuk kebutuhan pokok hidup (perawatan) ataupun berproduksi. Pada sapi tropis membuthkan pakan perawatan relatif lebih sedikit dari dari pada subtropis. Sapi yang hidup didaerah sedang penggunaan energi untuk pemanasan tubuh akan lebih tingggi.

2.8.1. Pakan Hijauan

Pakan hijauan ialah semua bahan pakan yang berasal dari tanaman ataupun tumbuhan, misalnya bangsa rumput (Gramineae), legum dan tumbuh-tumbuhan lain. Pakan hijauan ini dapat diberikan dalam dua macam bentuk, yaitu dalam bentuk hijauan segar (diberikan dalam keadaan masih segar ataupun berupa “silase”) dan dalam bentuk kering, bisa berupa “hay” (hijauan yang sengaja dikeringkan) atau jerami kering (sisa hasil ikutan pertanian yang dikeringkan). Pakan hijauan ini banyak mengandung serat kasar. Seekor ternak sapi diberi hijauan tergantung dari berat badannya, sekitar ± 10% dari berat badan.

 2.8.2.Pakan Konsentrat (Penguat)

Pakan konsentrat adalah campuran bahan-bahan makanan yang dicampur sedemikian rupa sehingga menjadi suatu bahan makanan yang berfungsi untuk melengkapi kekurangan gizi dari bahan makanan lainnya (hijauan). Pakan konsentrat mempunyai kandungan serat kasar rendah dan mudah dicerna. Pemberian pakan konsentrat per ekor per hari ± 1% dari berat badan. Contoh bahan pakan konsentrat adalah dedak, bekatul, bungkil kelapa, tetes, jagung dan berbagai ubi.

 2.8.3.Pakan Tambahan

Pakan tambahan dapat berupa vitamin, mineral dan urea. Pakan tambahan ini dibutuhkan oleh sapi yang dipelihara secara intensif, yang hidupnya berada di dalam kandang terus menerus. Vitamin yang dibutuhkan ternak sapi adalah vitamin A (karotin) dan vitamin D. Mineral dibutuhkan oleh sapi untuk berproduksi. Mineral yang dibutuhkan oleh sapi terutama adalah Ca dan P. Ca dan P ini dapat diperoleh dari tepung tulang (mengandung 23-33% Ca dan 10-18% P). Urea hanya dapat diberikan kepada sapi dalam jumlah yang sangat terbatas, yaitu 2% dari seluruh ransum yang diberikan.(serdangbedagaikab.go.id, 2009).
            Ternak dapat memproleh protein dari rumput akan tetapi umumnya tidak cukup untuk pertumbuhannya.Leguminosa dapat menyediakan tambahan protein karena kandungan protein dalam daunnya jauh lebih tinggi daripada rumput. Daun legum juga menyediakan mineral-mineral essensial dan vitamin bagi pertumbuhan ternak.
            Tanaman leguminosa meskipun mempunyai kandungan nutrisi cukup tinggi tetapi hanya dapat digunakan sebagai campuran pakan hijauan paling banyak 50% dari total hijauan yang diberikan (Susetyo, 1980). Hal ini disebabkan karena dalam leguminosa terdapat zat anti nutrisi seperti mimosin, anti tripsin, dan juga mempunyai banyak bulu sehingga palatabilitasnya rendah.
pakan utama hewan ternak ruminansia adalah hijauan. Hal ini sesuai dengan pendapat Mersyah (2005) menyatakan bahwa pakan utama ternak ruminansia adalah hijauan sekitar 60-70%.
Winugroho (2002) menyatakan bahwa jumlah kebutuhan pakan setiap ternak berbeda tergantung pada jenis ternak, umur, fase (pertumbuhan, dewasa, bunting, menyusui), kondisi tubuh (normal, sakit) dan lingkungan tempat hidupnya (temperatur, kelembapan udara) serta bobot badannya.

2.9.Kesehatan

            Salah satu penghambat yang sering dihadapi dalam usaha peternakan adalah penyakit. Bahkan tidak jarang peternak mengalami kerugian dan tidak lagi beternak akibat adanya kematian pada ternaknya. Upaya pengendalian penyakit pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan pendapatan melalui cara pemeliharaan yang baik, sehingga peternak memperoleh pendapatan secara maksimal. Upaya yang dilakukan untuk pengendalian penyakit dapat dilakukan melalui usaha pencegahan penyakit dan atau pengobatan pada ternak yang sakit. Usaha pencegahan dinilai lebih penting dibandingkan pengobatan, ((Anonim, 2010).  
            Deteksi penyakit hewan secara dini merupakan bagian terpenting dalam upaya untuk mengantisipasi masuk dan berkembangnya penyakit-penyakit hewan di Indonesia. Bahri (1998) menyatakan bahwa dalam menghadapi era perdagangan bebas, maka Institusi (Laboratorium) Veteriner di Indonesia harus dapat mengembangkan diri dalam kemampuannya mendeteksi penyakit hewan secara dini.

BAB. III

METODELOGI

3.1.Waktu dan Tempat

Kegiatan Kerja Lapang ini dilaksanakan dari tanggal 15 Januari sampai dengan 30 januari 2015 di BPTU dan HPT Padang Mengatas Sumatera Barat.

3.2.Jadwal Kegiatan










BAB. IV

PELAKSANAAN KERJA LAPANG

4.1 Hasil Kegiatan Kuliah Lapang

Kegiatan Hari Ke-1 (Rabu, 14  Januari 2015)
Kegiatan Orientasi
Jam (WIB)
Kegiatan
Keterangan
09.00-12.00
Penerimaan dari Pihak BPTU HPT Padang Mengatas
Sambutan penerimaan dari pihak BPTU HPT Padang Mengatas kepada kami, dengan urutan sebagai berikut:
1.      Pembukaan  dari Ibu Multi Viza Muslim, S.Pt.
2.      Sambutan pertama dari Bapak Ir. Irwandi, M.P.
3.      Pengenalan dengan pegawai-pegawai BPTU HPT padang Mengatas

            Kegiatan Hari Ke-2 (kamis, 15 januari 2015)
Jam ( WIB )
KEGIATAN
KETERANGAN
07.30-10.00
Pemeliharaan ternak dikandang
mensanitasi kadang dengan cara membersihkan kandang, tempat pakan, dan memandikan ternak.
Melihat-lihat kandang ternak yang digunakan seperti kandang ramayana, kandang bul, kandang induk-anak, kandang sapih, dan kandang kesehatan.
10.00-11.30

Membedah ternak yang mati karena terserang penyakit komplikasi. Melihat organ-organ yang telah rusak.

11.30-12.00

memberi pakan hijauan

12.00-13.00
Istirahat
Istirahat,sholat, makan
13.00-14.00
Pemeliharaan ternak dikandang
memberi pakan hijauan dan minum
16.00
Pulang
pulang menuju kosan
           
Kegiatan Hari Ke-3(jumat, 16 januari 2015)

Pemeliharaan Ternak Di Lapangan
Jam ( WIB )
KEGIATAN
KETERANGAN
07.30-12.00
Pemeliharaan ternak di lapangan
Menggiring ternak yang ada dilapangan ke kandang restorasi secara manual.
Mengamati sapi birahi yang ada dilapangan kandang restorasi.
12.00-13.30
Istirahat
Istirahat sholat makan
13.00-16.00

mengamati sapi birahi yang ada di lapangan kandang restorasi.
palpasi rektal
16.30
Pulang
Pulang

Kegiatan hari ke-4(saptu, 17 januari 2015)
Perawatan Kebun Rumput, penyediaan HPT dan konsentrat
Jam ( WIB )
KEGIATAN
KETERANGAN
07.30-10.00
Memberikan konsentrat
Memberikan konsentrat ke kandang-kandang ternak dan konsentrat untuk ternak yang digembalakan di lapangan.

10.00-12.00
Mencacah rumput potong
Menyiapakan alat dan membersihkan mesin chopper dari sisa sisa rumput, Mencacah rumput potong mengunakan chopper.
 12.00
Pulang
Menuju kekossan


Kegiatan hari ke-5(senin, 19 januari 2015)
Perawatan Kebun Rumput, penyediaan HPT dan konsentrat
Jam ( WIB )
KEGIATAN
KETERANGAN
07.30-09.00
Pemberian konsetrat
Memberikan konsetrat keternak yang berada dikandang dan ternak yang ada dilapangan

09.00-12.00
Panen biji
Memanen biji legum stilosantes yang ada diplot 11 untuk dijadikan bibit kembali.
12.00-13.00
Istirahat
istirahat sholat makan
13.00-15.00
Pembuatan konsetrat
Membuat konsetrat dengan menggunakan mixer. Bahan-bahan konsetrat adalah konsetrat jadi 40%, dedak 40%, bungkul kelapa 16%, garam 2%, dan mineral 2%. Kemudian konsentrat di dimasukkan kedalam karung kemudian disimpan serta diberikan keternak keesokkan harinya.
16.00
Pulang
pulang menuju kosan

Kegiatan hari ke-6(selasa, 20 januari 2015)
Perawatan Kebun Rumput, penyediaan HPT dan konsentrat
Jam ( WIB )
KEGIATAN
KETERANGAN
07.30-09.00
Pemberian konsetrat
Memberikan konsetrat keternak yang berada dikandang dan ternak yang ada dilapangan

09.00-12.00
Materi
Materi tentang pakan oleh bapak yosela dan mbk fauziah
12.00-13.00
Istirahat
istirahat sholat makan
13.00-15.00
Pemanenan hijauan pakan ternak
Memanen rumput gajah yang ada dilahan hijauan kemudian diangkut kedalam truk dan dibawa kegudang pakan.
16.00
Pulang
pulang menuju kosan

Kegiatan hari ke-7(rabu, 21 januari 2015)
Pembibitan dan produksi ternak unggul
Jam ( WIB )
KEGIATAN
KETERANGAN
07.30-12.00
Teknik produksi dan pembibitan
Menggiring ternak yang ada dilapangan ke lapangan kandang restorasi
Mengamati sapi yang birahi kemudian dicatat
Memisahkan sapi yang buntung dan sapi yang kosong
12.00-13.00
Istirahat
istirahat sholat makan
13.00-15.00
Teknik produksi dan pembibitan
Mengamati sapi yang birahi kemudian dicatat
Memisahkan sapi yang bunting dan sapi yang kosong dan kemudian di IB
16.00
Pulang
pulang menuju kosan

Kegiatan hari ke-8(kamis, 22 januari 2015)
Pembibitan dan produksi ternak unggul
Jam ( WIB )
KEGIATAN
KETERANGAN
07.30-12.00
Teknik produksi dan pembibitan
Menggiring ternak yang ada dilapangan ke lapangan kandang restorasi
Mengamati sapi yang birahi kemudian dicatat
12.00-13.00
Istirahat
istirahat sholat makan
13.00-15.00
Teknik produksi dan pembibitan
Mengamati sapi yang birahi kemudian dicatat
Mengamati dan melihat sapi yang partus
Palpasi rektal
16.00
Pulang
pulang menuju kosan

Kegiatan hari ke-9(jumat, 23 januari 2015)
Pembibitan dan produksi ternak unggul
Jam ( WIB )
KEGIATAN
KETERANGAN
07.30-12.00
Teknik produksi dan pembibitan
Menggiring ternak yang ada dilapangan ke lapangan kandang restorasi
Mengamati sapi yang birahi kemudian dicatat
Melihat sapi pesisir yang berada diplot timur
12.00-13.30
Istirahat
istirahat sholat makan
13.30-15.00
Teknik produksi dan pembibitan
Mengamati sapi yang birahi kemudian dicatat
Pemeriksaan kebuntingan (PKB)
Pemberian nomor pada pedet yang baru lahir
16.30
Pulang
pulang menuju kosan

Kegiatan hari ke-10(saptu, 24 januari 2015)
Kesehatan hewan
Jam ( WIB )
KEGIATAN
KETERANGAN
07.30-12.00
Kesehatan hewan dikandang
Mensanitasi kandang dengan membersihkan kandang klinik kesehatan
  12.00
Pulang
Menuju kossan

Kegiatan hari ke-11(senin, 26 januari 2015)
Kesehatan hewan
Jam ( WIB )
KEGIATAN
KETERANGAN
07.30-12.00
Kesehatan hewan dikandang
Mensanitasi kandang dengan membersihkan kandang klinik kesehatan
Memberikan obat pada sapi yang sakit
12.00-13.00
Istirahat
istirahat sholat makan
13.00-15.00
Materi
Materi tentang kesehatan hewan bersama dokter hewan ibu bahagia sari
16.00
Pulang
pulang menuju kosan

Kegiatan hari ke-12(selasa, 27 januari 2015)
Kesehatan hewan
Jam ( WIB )
KEGIATAN
KETERANGAN
07.30-12.00
Kesehatan hewan dilapangan
Mengamati sapi yang sakit dikandang restorasi
Melakukan spraiying yang berfungsi untuk menghilangkan caplak pada tubuh sapi
12.00-13.00
Istirahat
istirahat sholat makan
13.00-15.00
Materi
Materi tentang kesehatan hewan bersama dokter hewan ibu bahagia sari
16.00
Pulang
pulang menuju kosan

Kegiatan hari ke-13(rabu, 28 januari 2015)
Sarana dan prasarana teknis
Jam ( WIB )
KEGIATAN
KETERANGAN
07.30-12.00
Sarana dan prasarana
Membersihkan jalan dan selokan agar bersih serta air berjalan lancar
Memerahkan tanah lapangan gembala agar caplak/anak caplak mati
Ngelempeng rumput axonopus compressus untuk ditanamkan dipinggiran jalan
12.00-13.00
Istirahat
istirahat sholat makan
13.00-15.00
Materi
Materi dan pengarahan dari bapak Drh Darwis tentang BPTU HPT
16.00
Pulang
pulang menuju kosan

Kegiatan hari ke-14(kamis, 29 januari 2015)
Sarana dan prasarana teknis
Jam ( WIB )
KEGIATAN
KETERANGAN
07.30-12.00
Sarana dan prasarana
Membersihkan jalan dan selokan agar bersih serta air berjalan lancar
Memerahkan tanah lapangan gembala agar caplak/anak caplak mati

12.00-13.00
Istirahat
istirahat sholat makan
13.00-15.00
Materi
Materi dan pengarahan dari bapak Drh Darwis tentang BPTU HPT
16.00
Pulang
pulang menuju kosan
                  
Kegiatan ke-15(jumat, 30 januari 2015)
Evaluasi kegiatan
Jam (WIB)
Kegiatan
Keterangan
14.00-16.00
Evaluasi Kegiatan
Mengumpulkan laporan kegiatan yang telah dibuat dan mempersentasikan kegiatan apa saja yang dilakukan selama di BPTU sampai hari Rabu, 29 Januari 2014. Diakhir sesi dibuka sesi tanya-jawab.

4.2.Pembahasan

     4.2.1.Bangsa Sapi

Jenis ternak yang dipelihara dan dijadikan bibit di BPTU & HPT Padang Mengatas terdiri dari 3 bangsa sapi yaitu sapi Limousine, sapi Simmental dan sapi Pesisir, namun sapi pesisir masih tahap konservasi. Dari tiga jenis bangsa sapi tersebut memiliki ciri khas , sapi limousine memiliki ciri khas pada warnanya yaitu warna merah, kepala pendek, ujung telinga tumpul, garis punggung lurus, kaki pendek, bulu panjang dan kasar, tidak tahan terhadap suhu tinggi, banyak minum dan kotorannya basah, cepat dewasa kelamin dan bentuk tubuh besar.  Dari hasil pengamatan sapi limousin yang  terdapat di BPTU sudah  mengalami perubahan warna bulu, seperti warna merah bata yang telah memudar, ukuran tubuh lebih kecil, dan bulu yang lebih pendek. Hal ini membuktikan telah terjadi persilangan antara sapi limousine dengan sapi Asia. Persilangan ini dilakukan dengan tujuan agar sapi dari Eropa dapat hidup dan beradaptasi di Asia, khususnya di Indonesia yang beriklim tropis, karena sapi simental berasal dari daerah yang beriklim sub tropis. Sapi limousine yang ada di BPTU HPT Padang Mangatas Berjumlah 189 ekor.
Bangsa sapi Simental berasal dari negara Switzerland dan merupakan salah satu bangsa sapi yang paling terkenal di eropa, dengan ciri yaitu berwarna merah dan bervariasi mulai dari merah gelap sampai hampir kuning, totol-totol serta mukanya berwarna putih, Bentuk badan dari sapi simmental ini panjang, padat dan kompak, berat badan  dapat mencapai 800 kg untuk sapi yang betina sedang untuk sapi yang jantan dapat mencapai 1150 kg (Anonymus, 20141). Sapi simental yang ada di BPTU HPT padang Mangatas Berjumlah 611 ekor.
Bangsa sapi pesisir Merupakan plasma nutfah asli Indonesia yang hidup dikawasan pesisir Sumatera Barat. Sapi terkecil no. 2 di dunia setelah sapi dexter. Sapi pesisir memiliki ciri-ciri sbb Warna merah bata dominan, dan derajat heterozigositasnya tinggi, tanduk pendek dan mengarah keluar seperti tanduk kambing, jantan memiliki kepala pendek, leher pendek dan besar, belakang leher lebar, ponok besar, kemudi pendek dan membulat, betina memiliki kepala agak panjang dan tipis, kemudi miring, pendek dan tipis, tanduk kecil dan mengarah keluar, Warna bulu pola tunggal terdiri atas lima warna utama, yaitu merah bata (34,35%), kuning (25,51%), coklat (19,96%), hitam (10,91%) dan putih (9,26%), Umur bunting pertama 30 bulan, umur beranak pertama 40 bulan. (Jauzano, 2010).
Sapi pesisir yang ada di BPTU terletak di bagian timur dari wilayah BPTU & HPT Padang Mengatas dan berjumlah 135 ekor, dengan identifikasi spesifik berupa tubuh kecil, warna merah bata (adapula yang coklat muda, keputih-putihan, dll), bertubuh kecil, bertanduk seperti kambing, ada yang memiliki punuk, ujung ekor berwarna hitam serta garis memanjang secara vertikal berwarna hitam dipunggung. Dari identifikasi ini, terlihat  bahwa sapi pesisir ini memiliki ciri yang tak jauh berbeda dengan literatur diatas, karena sapi ini merupakan sapi asli Sumatra Barat.

     4.2. 2.Sistem Pemeliharaan

Pada Sistem pemiliharaan sapi di BPTU & HPT Padanag Mengatas ada 3 tipe yaitu tipe intensif, ekstensif dan semi intensif. Sistem ekstensif adalah semua aktivitasnya dilakukan di padang penggembalaan yang sama.  Sistem intensif adalah sapi-sapi dikandangkan dan seluruh pakan disediakan oleh peternak, dan sistem semi intensif adalah memelihara sapi untuk digemukkan dengan cara digembalakan dan pakan disediakan oleh peternak, atau gabungan dari sistem ekstensif dan intensif (Anonymus, 20112).
v  Perkandangan
Kandang yang ada di BPTU berjumlah 9 kandang, karena sapi-sapi yang ada lebih banyak dipelihara dengan sistem ekstensif, sedangkan sapi sapi yang dikandangkan adalah sapi sapi yang sakit, sapi yang lepas sapih, sapi yang baru melahirkan.Setiap pagi dilakukan sanitasi kandang hal ini bertujuan agar ternak yang berada di kandang merasa nyaman dan terhindar dari berbagai penyakit yang dapat disebabkan oleh bakteri dan parasit dan dapat meninmbulkan kerugian ekonomi, sehingga kebersihan kandang harus tetap terjaga.
Keadaan kandang di BPTU ini umumnya sudah baik, dan sudah sesuai untuk peruntukannya namun masih terdapat kekurangan yaitu masih ada kandang yang belum tersedia tempat minum, padahal tempat minum ini sangat penting dan harus disediakan secara edlibitum agar pakan dan air minum ternak terpenuhi sebaiknya dibuatkan tempat pakan dan minum secara permanen dan berdekatan. Sirkulasi udara dan sinar matahari di kandang sudah sesuai.
Untuk drynase di kandang sudah cukup baik, feses dibuang dengan menggunakan tong sampah dan dialirkan melalui saluran drynase langsung dimanfaatkan menjadi pupuk organik untuk HPT yang tersedia di paddock – paddock.
v  Pakan (HPT & Konsentrat)
Pakan adalah segala sesuatu yang dikonsumsi oleh ternak untuk mencukupi kebutuhan harian ternak yang dapat dicerna dan tidak mengganggu kecernaan ternak (Sarwono, 2002). Sebagai balai yang dilabeli HPT, maka pakan hijauan sangat perlu perhatian khusus baik di bidang kualitas maupun kuantitas. Di balai ini memiliki kebun rumput yang merupakan lahan pakan hijauan untuk kebutuhan sapi. Rumput yang ditanam untuk dijadikan rumput potong ialah rumput Gajah, rumput Raja, dan rumput Benggala. Rumput yang ditanam di padang penggembalaan untuk kebutuhan sapi ialah Brachiaria decumbens dan Star grass serta ada rumput karpet axonopus compressus . Dari kondisi yang terlihat bahwa untuk jenis leguminosa harus di kembangkan lagi seperti Turi, Lamtoro, Indigofera dan Gamal. Selain ada lahan rumput, ada juga kebun koleksi, dimana kebun koleksi ini ialah lokasi sumber bibit hijauan. Dari sini terlihat sudah ada prospek yang bagus untuk pengembangan HPT yang mesti ditingkatkan pengoptimalannya sehingga bukan hanya untuk koleksi melainkan pemanfaatan sepenuhnya.
     Dari hasil pengamatan yang ada, pemeliharaan  HPT dilakukan dengan cara intensif yaitu dengan penyiangan, pemupukan,dan pemberantasan dari gulma dan penyakit tanaman. Pemupukan  pada kebun rumput serta padang penggembalaan dengan menggunakan pupuk organik dan anorganik, langkah percepatan kerja dengan menggunakan alat seperti parang, rotta-vator, dan hand-tractor.
     Penyediaan pakan ternak berupa HPT di BPTU HPT Padang Mangatas terbagi menjadi 2 tipe untuk hijauan yaitu cut and carry dan sistem pengembalaan. Pemberian pakan yang menggunakan sistem cut and carry dilakukan dengan cara pemberian langsung rumput potong yang sudah dicacah ke ternak-ternak yang dikandangkan sedangkan sistem pengembalaan yaitu ternak digembalakan di padang penggembalaan dengan sistem grazing. Sistem di paddock digunakan sebagai sistem pemelliharaan ekstensif. Rotasi grazing digunakan semestinya melalui penghitungan carryng capacity.
Untuk pencacahan rumput dengan menggunakan mesin pencacah (cowper) dengan tujuan untuk memudahkan sapi dalam mengkonsumsinya dan  serta dapat terpenuhinya nutrisi gizi pada ternak. Pakan hijauan yang di cacah untuk sapi dikandang berupa rumput gajah, rumput Benggala dan rumput Raja. Rumput – rumput yang disebutkan sebelumnya merupakan rumput yang biasa diberikan di peternakan yang ada di Indonesia. Pemberian pakan yang baik untuk sapi ialah 10% dari berat badan sapi serta dibedakan sesuai dengan umur sapi, sedangkan pemberian pakan dikandang ini hanya diberikan sesuai perkiraan saja berdasarkan perkiraan penimbangan yang pernah dilakukan sebelumnya.
Selain pakan hijauan, konsentrat merupakan pakan yang diberikan ke ternak, baik yang ada dikandang serta di padang penggembalaan. Konsentrat adalah suatu bahan pakan yang digunakan bersama bahan pakan lain untuk meningkatkan gizi dari keseluruhan bahan pakan dan dimaksudkan untuk disatukan, dicampur sebagai suplemen atau pelengkap. Formulasi yaitu terdiri dari dedak , konsentrat 162, bungkil kelapa, mineral dan garam. Berikut adalah formulasi serta persentasenya:
Bahan pakan
Persentase(%)
Dedak
40
Konsentrat 162
40
Bungkil Kelapa
16
Mineral
2
Garam
2
Jumlah
100

Pemberian konsentrat diberikan sesuai dengan sesuai perkiraan saja berdasarkan perkiraan penimbangan yang pernah dilakukan sebelumnya. Dalam kenyataan semestinya pemberian konsentrat itu berdasar acuan berat badan, ada yang memberi anjuran sebesar 3-4% dari berat badan. Selain itu pula semestinya ada perbedaan fomulasi konsentrat untuk sapi induk, sapi muda, pedet, maupun bull. Karena kebutuhan antara masing – masing kelompok berbeda.
Teknis pemberian konsentrat yaitu diberikan pada pagi hari, dua jam sebelum pemberian pakan hijauan dilakukan. Dalam langkah ini pemberian konsentrat sudah sesuai dengan acuan yang ada, karena pemberian konsentrat sebelum pakan hijauan akan mengaktifkan mikroba – mikroba dalam rumen yang dapat dengan mudah mencerna serat kasar pada pakan hijauan yang nantinya akan diberikan. Namun ada hal yang lebih baik yaitu pemberian konsentrat untuk waktu yang tepat ialah menjelang matahari terbit (Anonim, 2014)
Lokasi pemberian dikandang telah dijelaskan di sub bab kandang sebelumnya, sedangkan pemberian konsentrat di padang penggembalaan itu ada 2 cara, di padang penggembalaan yang telah memiliki tempat pakan, konsentrat akan disebarkan di tempat pakan itu, namun untuk yang belum memiliki tempat pakan, konsentrat hanya disebarkan diatas rerumputan. Kondisi seperti ini sebenarnya tidak efektif dan efesien, karena konsentrat yang dikonsumsi akan banyak yang terbuang serta bisa saja terkena parasit sebagai inang penyakit. 
Sebagai pengoptimalan konsumsi ternak, semestinya pemberian rumput harus dibarengi legum selain dengan konsentrat, agar nutrisinya saling melengkapi. Sebenarnya sudah ada pemberian legum, namun kuantitas yang belum sesuai dengan kebutuhan sehingga sebagai subtitusinya digunakan rumput yang lebih.

      4.2.3.Reproduksi Ternak

Sistem perkawinan di BPTU HPT Padang Mengatas ada dua cara yaitu Perkawinan Secara alami dan Perkawinan Secara Buatan. Perkawinan secara Alami yaitu perkawinan yang di lakukan langsung oleh pejantan ke induk betina yang mengalami gangguan reproduksi. Selain langkah dikawinkan alam, indukan ini pula akan ditangani secara khusus. Penanganan berupa pemberian sepul sebagai langkah pembersihan rahim, pemberian vitamin, dan juga penyuntikan hormon prostalglandin. Hal ini dilakukan agar ternak yang mengalami gangguan reproduksi dapat birahi sehingga dapat bunting kembali.
Kawin Buatan yaitu melalui IB, perkawinan ini bisa dilakukan karena indukan masih produktif dan indukan mengalami 3A ( Abang,Abu,Angat ),serta mengalami tingkat agresif yang tinggi sebelum dikawinkan.indukan yang mengalami birahi harus ditangani secepat-cepatnya,karna tingkat birahi ini hanya berlangsung 12 jam. Sebelum Melakukan Perkawinan yang melaui IB ini yang harus di lakukan oleh seorang insiminator yaitu mempersiapkan peralatan IB seperti Gun, plastik sik, Straw, Glob ( Sarung Tangan Plasitk ), sabun,dll.
Cara melakukan IB yaitu insiminator mempersiapkan straw terlebih dahulu, setelah itu inseminator mengambil gun dan plastik sit, lalu straw dimasukan kedalam Alat Gun-nya, straw digunting dibagian atas lalu ditutup dengan plastik sik, setelah itu inseminator wajib menggunakan Glob ( Sarung Tangan Plastik) untuk merogoh alat reproduksi betina, sebelum melakukannya kotoran yang ada di rektum harus bersihkan terlebih dahulu setelah itu maka dilakukanlah penemuan serviks jika telah ditemukan maka gun masukan melalui vulva lalu straw ditembakkan.
Pelaksanaan pengendalian penyakit pada ternak diterapkan dengan maksud untuk mencegah masuknya penyakit hewan menular kedalam lingkungan sumber bibit  melalui ternak, manusia dan peralatan yang tercemar bibit penyakit. Oleh karena itu, yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pengendalian/penanganan ternak bibit adalah penyakit hewan yang harus bebas, persyaratan pemasukan hewan agar hewan yang baru datang tidak membawa Penyakit dan sistem pemeriksaan kesehatan hewan yang secara rutin harus dilakukan.
Kesehatan ternak merupakan aspek yang sangat penting bagi kelangsungan hidup ternak, karena jika mengalami sakit harus sedini mungkin ditanggulangi. Penyakit adalah Suatu kejadian yang bersifat negatif sebagai akibat yang ditimbulkan oleh suatu bibit penyakit dan menyebabkan gangguan fisiologis pada tubuh induk semang.
Di BPTU HPT Padang Mengatas sistem kesehatan ternak sudah cukup baik, itu terlihat dari manajemen kesehatan yang dilakukan disana, misalnya sanitasi kandang yang dilakukan setiap hari yaitu pada pagi hari, penyemprotan (spraying) untuk mencegah ternak dari serangan ektoparasit seperti caplak atau kutu, pemisahan antara ternak yang sakit dan yang sehat, menangani ternak yang sakit seperti terserang penyakit kutil, demam serta pengambilan sampel darah ternak yang digunakan untuk mengetahui penyakit parasit darah, karantina dilakukan untuk sapi yang baru dating dari dalam/luar negeri.
Sanitasi kandang bertujuan agar ternak nyaman dan terhindar dari bibit penyakit, jika kandang tersebut penuh dengan kotoran maka bibit penyakitpun akan berkembang dan dapat menyerang ternak yang mengakibatkan kerugian ekonomis. Penyemprotan atau spraying yang dilakukan untuk penanggulangan caplak serta parasit – parasit lainnya dengan menggunakan merk dagang Neguvon. Di BPTU HPT Padang Mangatas terdapat beberapa sapi yang terserang kutil (Papilloma) dan penanganan yang dilakukan yaitu Penyemprotan atau spraying pada ternak yang luka akibat kutil, obat yan digunakan untuk penyemprotan luka tersebut adalah Gusanex. Cara penggunaan nya yaitu bersihkan bagian luka, semprotkan gusanex agar tidak dihinggapi lalat dan tidak tumbuh larva yang dpat membusukkan luka, semprotkan dengan jarak 10 cm, penyemprotan diulang 3-7 hari sampai sembuh.  Indikasi obat ini adalah mengobati luka pada sapi dan membasmi larva screw worm. 
     Pada saat saya melakukan kelaja lapang di BPTU HPT Padang Mangatas terdapat banyak sapi yang terserang penyakit seperti penyakit tumor mata yang sampai saat ini belum dilakukan operasi karena peralatan dan obat yang belum tersedia.

      4.2.4Sarana dan prasarana

Sarana dan prasarana di BPTU HPT Padang Mangatas sudah termasu lengkap karena sudah memenuhi kebutuhan yang dibutuhkan untuk mempermudah pekerjaan dari setiap pegawai misalnya adanya traktor yang mempermudah pegawai untuk mengantarkan pakan dan konsetrat di kandang dan lapangan pengggembalaan. Sarana dan prasarana yang dikepalai oleh bapak Drh Darwis yang menurut saya sarana dan prasarana sudah cukup memadai di BPTU HPT padang mangatas.

       4.2.4.1Tabel sarana dan prasarana

No
Nama
Jumlah  
1
Kantor
1 unit
2
Gedung pertemuan
1 unit
3
Aula
1 unit
4
Laboratorium
2 unit
5
Mess
2 unit
6
Rumah dinas
23 unit
7
Kandang
11 unit
8
Gudang
3 unit
9
Bengkel
1 unit
10
Kendaraan roda 2
11 unit
11
Kendaraan roda 4
5 unit
12
Traktor
4 unit
13
Hand tractor
3 unit
14
Hand mower
2 unit
15
Trailer
2 unit
16
Mixer
1 unit
17
Deeping
1 unit
18
Instalasi air minum
2 unit
19
Copper
1 unit
20
Biosecurity
1 unit
21
Timbangan ternak
2 unit
22
Padang penggembalaan
280 ha
23
Kebun rumput
17 ha
24
Kebun koleksi
1 unit
25
Masjid
1 unit
26
Kantin
1 unit
27
Lapangan olahraga
1 unit
28
Pos satpam
1 unit





BAB V

PENUTUP

           5.1 Kesimpulan

Selama melakukan kegiatan Kuliah Lapang yang telah dilaksanakan di BPTU HPT Padang Mengatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa mata kuliah ini sangat penting untuk menunjang wawasan dan pengetahuan mahasiswa tentang bidang ilmu peternakan yang dipelajari dengan aplikasinya di lapangan.Setelah mengikuti kegiatan KL di BPTU HPT Padang Mangatas,Penulis mendapat pengetahuan yang lebih luas dibidang ilmu teknologi Reproduksi,Manajemen pemeliharaan,Manajemen penanganan penyakit dan Manajemen pengelolaan tata laksana kandang yang sangat berguna untuk menunjang kemajuan suatu usaha peternakan.

           5.2 Saran

Saran yang kami berikan kepada pengelola BPTU HPT Padang Mengatas, demi perubahan yang lebih baik yaitu sbb:
v  Ada baiknya dibuat tempat ransum di padang pengembalaan demi untuk meningkatkan efektipitas konsumsi pakan konsentrat di padang penggembalaan/pasture.Dimana pakan konsentrat diberikan langsung diatas rumput penggembalaan tanpa ada nya tempat ransum khusus.
v  Ada baiknya pemamfaatan limbah ternak lebih dimaksimalkan lagi, baik sebagai bahan bakar Biogas atau sebagai pupuk kompos pada  pertanian.
v  Penghijauan sekitar pinggir jalan dalam BPTU HPT Padang Mangatas lebih ditingkatkan lagi mengingat banyak pengunjung atau wisataan yang selalu berkunjung.
v  Biocecurity di bptu HPT Padang Mangatas hendaknya lebih di tingkatkan lagi demi  agar dapat mencegah masuknya penyakit hewan menular kedalam lingkungan sumber bibit  melalui ternak, manusia dan peralatan yang tercemar bibit penyakit.




Daftar Pustaka

Anonim. 2012. Sistem Pemberian Pakan Ternak Sapi Potong. info-peternakan.blogspot.com/2012/11/sistem-pemberian-pakan-ternak-sapi.html.
Anonymus , 20121. Tentanng Perkandangan. http://barokahbkm.blogspot.com/2012/06/tentang-kandang-komunal.html/ diakses tanggal 29 januari 2014
Anonymus, 20112. Manajemen perkandangan sapi potong http://duniapengatahuan.blogspot.com/2011/07/manajeman-perkandangan-sapi-potong-bab.html/ diakses tanggal 29 januari 2014.
Bappenas. 2000. Pakan ternak tentang bududaya ternak. Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi, Deputi Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Iptek, Gedung II BPPT Lantai 6, Jl. M.H.Thamrin No. 8, Jakarta 10340, Indonesia, Tel. +62 21 316 9166~69, Fax. +62 21 310 1952, Situs Web: http://www.ristek.go.id ( Diakses 27 Januari 2014 )
Delly nista dkk 2007. Teknologi Pengolahan Pakan Sapi. Departemen Pertanian Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan . Balai Pembibitan Ternak Unggul Sapi Dwiguna Dan Ayam. Sembawa, Sumatera Selatan.
Jauzano, 2010. Profil Sapi Pesisir. http://jauzanoey.wordpress.com/2010/10/07/profil-sapi-pesisir/ diakses tanggal 29 januari 2014.
Laporan hasil BPTU Sapi potong Padang Mengatas 2009
Partodihardjo,S., 1980. Ilmu Reproduksi hewan. Mutiara. Jakarta.
Sudarmono dan Sugeng, 2008. Sapi Potong. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sugeng, Y. B. 2002. Sapi Potong. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sugeng, Y.B., 2003. Pembiakan Ternak Sapi. Gramedia. Jakarta.
Anonim. 2012. Sistem Pemberian Pakan Ternak Sapi Potong. info-peternakan.blogspot.com/2012/11/sistem-pemberian-pakan-ternak-sapi.html